Ilustrasi menikmati pemandangan laut/Pixabay
Ilustrasi menikmati pemandangan laut/Pixabay
KOMENTAR

LIBUR sekolah telah tiba. Banyak keluarga telah meninggalkan rumah untuk memulai perjalanan wisata mereka untuk tiga minggu ke depan. Berbagai destinasi wisata sudah masuk dalam daftar tujuan keluarga. Dalam satu hari, bisa dua atau tiga tempat yang wajib dikunjungi.

Liburan tengah tahun ini bisa dikatakan sebagai liburan pertama ‘tanpa pembatasan’ selepas pandemi COVID-19. Tak heran bila euforia liburan begitu terasa. Bagi mereka yang baru memutuskan untuk berlibur, sangat sulit mencari tiket penerbangan dan kamar hotel kosong, terutama di kota yang menjadi favorit liburan keluarga.

Apa yang dilakukan banyak orang ini bisa dikategorikan sebagai revenge travel alias revenge tourism. Perjalanan wisata balas dendam ini menurut The Economic Times, diartikan sebagai fenomena yang terjadi ketika masyarakat berwisata atau melakukan perjalanan ke berbagai tempat, sebagai sebuah bentuk ‘balas dendam’ setelah dipaksa berdiam #dirumahaja, menjalani isolasi, juga menghadapi berbagai pembatasan seperti PPKM level 4 selama pandemi COVID-19.

Akibatnya mereka ‘habis-habisan’ untuk menghabiskan waktu di luar rumah sepanjang liburan sekolah kali ini. Ciri-ciri para revenge traveler, menurut data Google adalah menjelajah dengan sangat bersemangat hingga menembus perbatasan daerah bahkan negara, melakukan apa yang mereka rindukan selama ini, dan tentunya—menghabiskan lebih banyak uang. Hal itu tentu berdampak positif bagi industri pariwisata.

Namun demikian, meskipun berlibur sah-sah saja dilakukan, liburan balas dendam sebaiknya kita hindari. Setidaknya ada dua hal yang terpengaruh oleh revenge travel yaitu keuangan dan Kesehatan.

Bahaya finansial

Bahaya pertama yang bakal dihadapi jika kita melakukan revenge travel adalah masalah finansial. Jangan sampai liburan yang gila-gilaan justru bukan bikin senang melainkan menyisakan akhir menyesakkan dada.

Lebih bijak jika kita menentukan dengan matang rencana liburan. Dengan mengetahui tempat mana saja yang akan kita datangi, kita dapat membuat prediksi biayanya. Dan meskipun kita mengalokasikan cadangan uang, injaklah rem agar tidak terlalu banyak pelesiran dan berbelanja di luar rencana.

Jangan tergoda untuk menggunakan Paylater atau menghabiskan limit kartu kredit, karena kita tentu tak ingin susah payah membayarnya seusai berlibur.

Jangan sungkan untuk mencari promo menarik karena saat ini para pelaku industri pariwisata ramai menggelar diskon besar menggaet wisatawan selama musim liburan.

Bahaya Kesehatan

Terlalu memforsir tenaga untuk bepergian dari satu tempat wisata ke tempat lain, sudah pasti membuat tubuh menjadi kelelahan. Hormon endorfin mungkin membuat kita merasa senang saat berjalan-jalan. Tapi sesampainya di kamar hotel, kita akan kehabisan tenaga dan bagi sebagian orang butuh waktu untuk mengembalikan stamina. Jangan sampai liburan kita rusak karena gangguan Kesehatan.

Terlebih lagi, saat ini cuaca panas melanda di berbagai daerah dan negara. Pakailah tabir surya dan penuhi kebutuhan air minum agar tubuh terhidrasi. Jangan malas untuk beristirahat sejenak saat tubuh mulai terasa lemas.




Masakan Mudah Gosong, Sudahkah Bunda Lakukan 6 Langkah Ini?

Sebelumnya

Tips Menikmati Akhir Pekan ‘Anti-Boring’ Bersama Keluarga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family